Syair Gus Mus - Selamat Tahun Baru
Nama Gus Mus sudah sering terdengar di telinga para penggemarnya, yaitu mereka yang mengagumi akan indahnya syair-syair yang ia bacakan. Tak terkecuali saya yang juga sangat terpesona dengan keindahan sajak-sajaknya (walaupun saya bukan seorang penyair, hehehe). Mendengarkan syair-syairnya membuat hati menjadi tenang penuh dengan kedamaian, begitu kata seseorang yang tidak bisa saya sebutkan (wah siapa ya kira2, kok pakai rahasia-rahasiaan segala).
Nah, daripada ngomong ngalor ngidul gak jelas ini nih saya kasih sajak/syair Gus Mus tentang tahun baru (kebetulan stair ini saya tulis pas tahun baru 2017). Syair ini sebenarnya sudah lama, tapi saya yakin pasti masih banyak yang belum tau, iya kan? Ngaku aja deh loh…. Upss maaf kebawa esmosi dikit. Oke langsung aja di simak baik-baik syair Gus Mus tentang tahun baru berikut ini :
KH. Musthofa Bisri |
Selamat tahun baru kawan
Kawan, sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk
Memandang diri sendiri
Bercermin firman tuhan
Sebelum kita dihisabNya
Kawan, siapakah kita ini sebenarnya?
Musliminkah
Mukminin
Muttaqin
Khalifah Allah
Umat Muhammadkah kita?
Khaira ummatinkah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah dan yang ghaib
Rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan
Lebih pipih dari kain rok perempuan
Betapapun tersiksa
Kita khusyuk di depan massa
Dan tiba-tiba buas dan binal
Justru saat disaat sendiri bersamaNya
Syahadat kita rasanya seperti perut bedug
Atau pernyataan setia pegawai rendahan saja
Kosong tak berdaya
Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu
Lebih cepat daripada menghirup kopi panas
Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda
Doa kita sesudahnya justru lebih serius
Kita memohon hidup enak di dunia
Dan bahagia di surga
Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal
Makan minum dan saat stirahat
Tanpa menggeser acara buat syahwat
Ketika datang lapar atau haus
Kita pun manggut-manggut
Oh beginikah rasanya…
Dan kita sudah merasa
Memikirkan saudara-saudara kita yang melarat
Zakat kita jauh lebih dari berat terasa
Dibanding tukang becak melepas penghasilannya
Untuk kupon undian yang sia-sia
Kalaupun terkeluarkan harapanpun tanpa ukuran
Hubaya-hubaya Tuhan menggantinya berlipat ganda
Haji kita tak ubahnya temasya menghibur diri
Mencari pengalaman spiritual dan material
Membuang uang kecil dan dosa besar
Lalu pulang membawa label suci
Asli made in Saudi : Haji…
Kawan, lalu bagaimana bilamana dan berapa lama kita bersamanya?
Atau kita justru sibuk menjalankan tugas
Mengatur bumi seisinya
Mensiasati dunia sebagai khalifahNya
Kawan, tak terasa kita memang semakin pintar
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah
Mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak kita semakin pintar berdalih
Kita perkosa alam dan lingkungan
Demi ilmu pengetahuan
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran
Melacur dan menipu demi keselamatan
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan
Memukul dan mencaci demi pendidikan
Berbuat semaunya demi kemerdekaan
Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman
Membiarkan kemunkaran demi kedamaian
Pendek kata demi semua yang baik
Halallah semua sampai pun yang paling tidak baik
Lalu bagaimana para cendekiawan dan seniman?
Para muballigh dan kyai
Penyambung lidah Nabi
Jangan ganggu mereka
Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya
Para seniman sedang merenungkan apa saja
Para muballigh sedang sibuk berteriak kemana-mana
Para kyai sedang sibuk berfatwa dan berdoa
Para pemimpin sedang mengatur semuanya
Biarkan mereka di atas sana
Menikmati dan meratapi nasib
dan persoalan mereka sendiri
Kawan, selamat tahun baru
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk
Memandang diri sendiri
Download Syair Gus Mus - Selamat Tahun Baru (mp3)
Sampai jumpa di postingan berikutnya. Semoga bermanfaat
0 Response to "Syair Gus Mus - Selamat Tahun Baru"
Posting Komentar